Kamis, 31 Desember 2020

2012312. Kisah Sang Dukun pembuat dan penyebar Hoax.


HOAX
 

Seorang pendeta bercerita suatu hal yang lucu dan menarik. Alkisah disuatu tempat hiduplah seorang Sinshe dan bertetangga dengan seorang dukun. 

Orang banyak / rakyat di tempat itu lebih suka pergi ke dukun karena bayar sesuka hati/ sukarela untuk jasa perdukunannya. Sinshe yang pintar ini mencari akal karena tempatnya sepi pengunjungnya, lalu dia membuat selebaran & spanduk yang bertulisan, "Sakit tidak sembuh, uang dikembalikan 30x lipat."

Dalam beberapa waktu, tempat sinshe jadi ramai dan tempat dukun menjadi sepi. Dukun tidak senang hati lalu menyebarkan berbagai berita bohong/ Hoax namun ternyata pasiennya tidak bertambah banyak. Maka dukun bertekad mengerjai sinshe.

"Sinshe, saya kehilangan indera pengecap. Lidah saya tidak merasakan rasa manis, pahit, asam, pedas."

"Ok." kata Sinshe kepada Dukun.

"Asisten, tolong ambil obat di kotak no.7.kata Sinshe kepada asistennya.

"Silahkan masukkan obat kering ini kedalam mulut dan isap2 sampai habis." kata Sinshe kepada Dukun, setelah menerima obat no.7 dari Asistennya.

Sang Dukun mulai mengecap obat itu dan tak lama kemudian sang Dukun berkata, "Ini kok seperti kotoran kucing."

"Selamat pak DukunLidah anda sudah baik. Silahkan membayar biaya pengobatan." Kata Sinshe sambil tersenyum dan memberi hormat kepada sang Dukun. Sang Dukun tersenyum pahit. Setelah membayar, dia pun pulang dengan langkah yang cepat.

Beberapa hari kemudian.

"Sinshe, saya kehilangan memory ingatan saya. Saya suka lupa dan tidak ingat kejadian yang sudah berlalu." 

"Ok. Jangan kuatir." kata Sinshe kepada Dukun.

"Asisten, tolong ambil obat di kotak no.7.kata Sinshe kepada asistennya.

"Silahkan masukkan obat kering ini kedalam mulut dan isap2 sampai habis." kata Sinshe kepada Dukun, setelah menerima obat no.7 dari Asistennya.

"Lho... Itukan kotoran kucing."

"Selamat pak DukunMemory ingatan anda sudah baik. Silahkan membayar biaya pengobatan." Kata Sinshe sambil tersenyum dan memberi hormat kepada sang Dukun. Sang Dukun diam dan tidak tersenyum sedikitpun. Setelah membayar, dia pun pulang sambil menghentakkan kakinya dengan langkah yang cepat.

Sejak itu sang Dukun tidak menegor lagi Sinshe, tidak lagi lewat jalan di depan rumah Sinshe, dan kabar baiknya sang Dukun mengurangi membuat Hoax khususnya mengenai pengobatan sang Sinshe yang semakin banyak pasiennya. Kabarnya sang Dukun lebih sering melayani orang di rumah pasiennya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar