Selasa, 31 Januari 2023

2302012. Sekilas kisah novelis Nathaniel Hawthorne, pengarang The Scarlet Letter.

Believe or Not, kepercayaan adalah dasar daripada Iman. Mukjizat terjadi karena orang memiliki kepercayaan, memiliki iman (tidak melihat namun percaya).

Alkisah, Sophia, istri Nathaniel tidak marah saat mengetahui Nathaniel dipecat dari pekerjaannya sebagai pramuniaga. Kata Sophia dengan senang, "Sekarang adalah waktunya, engkau bisa menulis buku! Saya percaya Tuhan sedang menghajar engkau yang dikasihi-Nya. Bila satu pintu tertutup maka pintu lain pasti terbuka."

Nathaniel takjub & tersentuh oleh antusias Sophia kepadanya bahwa dia mampu dalam menulis sastra.  Nathaniel dengan senang tapi bingung, berkata, "Terima kasih atas kepercayaan dan dukunganmu, Sophia, tapi bagaimana kita hidup, sementara aku menulis buku?"

Sophia pergi ke meja riasnya, membuka laci dan mengeluarkan setumpuk uang tunai. Sophia tersenyum kepada Nathaniel, "Tenang, suamiku yang jenius. Saya yakin, engkau akan menulis sebuah mahakarya pada suatu hari. Jadi saya telah menyisihkan uang belanja setiap minggu dan rasanya ini cukup untuk kita bertahan hidup selama setahun."

Alkisah, dengan kepercayaan dan imannya serta semangat Sophia telah menginspirasi Nathaniel Hawthorne untuk mulai menulis. Pada tahun itu terbitlah The Scarlet Letter, salah satu novel besar dalam sastra Amerika.

Nathaniel Hawthorne (4 Juli 1804, Salem, Massachusetts - 19 Mei 1864, Plymouth, New Hampshire, Amerika) seorang novelis dan penulis cerita pendek Amerika Serikat di abad ke-19. Nathaniel Hawthorne, termasuk salah seorang tokoh penting dalam perkembangan sastra Amerika.

The Scarlet Letter, kisah tentang Hester Prynne, istri seorang dari keluarga terpandang meninggalkan Eropa berlayar menuju dunia baru, Amerika. Dia berangkat duluan, suaminya menyusul belakangan. Setelah dua tahun tinggal seorang diri di Boston, suami Hester tak kunjung datang. Terjadilah tragedi itu: Hester menemukan cinta sejatinya, hingga melahirkan Pearl, seorang bayi hasil hubungan gelapnya. Boston heboh. Tak terbayangkan, seorang istri yang seharusnya bersikap layak dan terhormat malah melahirkan anak haram. Sebuah aib besar bagi masyarakat Puritan Boston abad ke-17. Karena Hester Prynne tutup mulut tentang siapa ayah Pearl, masyarakat menjatuhkan sanksi sosial berupa "huruf Scarlet" (Scarlet Letter) sebuah tanda bagi pezinah. Namun hukuman lain yang lebih berat mengancamnya. (Tokoh novelnya adalah Hester Prynne, Arthur Dimmesdale, Roger Chillingworth, Pearl dan tokoh lainnya). Novelnya terbit pertama kali di tahun 1850. Dan dibuat film drama romansa Amerika Serikat yang disutradarai oleh Roland Joffé (Skenario dari Douglas Day Stewart) dan didukung oleh permainan Demi Moore, Gary Oldman, dan Robert Duvall. Tanggal dirilis film, 13 Oktober 1995 di Amerika.

The Scarlet Letter, diterjemahkan keberbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, Aksara Duka.
*

Selasa, 17 Januari 2023

2301182. Bila masalah bisa dikecilkan dan dilupakan, kenapa harus dibesarkan dan menjadi dendam ?

"Manakah yang benar,
berbuat baik atau berbuat jahat?
menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?"


Bila urusan bisa dipercepat selesainya, kenapa harus diperlambat ?


Bila masalah bisa dikecilkan atau dipermudah, kenapa harus dibesarkan atau dipersulit ?


Kalau bisa berbuat baik hari ini, kenapa harus menunggu besok ?
*

Bila masalah bisa dikecilkan dan dilupakan, kenapa harus dibesarkan dan menjadi dendam ?