Minggu, 11 Oktober 2020

2010122. Bullying membuat Aaron Dugmore, anak 9 tahun, menggantung dirinya sampai meninggal.

Bullying membuat Aaron Dugmore meninggal. 


  Aaron Dugmore adalah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang ditemukan tewas tergantung di kamar tidurnya di Birmingham, Inggris. Ibunya Kelly-Marie Dugmore mengatakan beberapa hari sebelum kematian putranya, Aaron pernah mengadukan bahwa ia mengalami bullying dari teman-teman di sekolahnya karena warna kulitnya yang putih. Mereka mengancam Aaron dengan pisau plastik sambil berkata, "Lain kali, ini akan pisau sungguhan."

 Aaron ditemukan oleh ibunya telah tergantung di rumahnya sekitar pukul enam sore pada tanggal 11 Februari 2013. Pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa ada dugaan kuat bahwa Aaron mengalami bullying yang menyebabkan ia frustasi dan akhirnya gantung diri. 

  Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying dapat membuat seorang anak merasa cemas dan ketakutan, sehingga memengaruhi konsentrasi belajar di sekolah dan membuat mereka menghindari untuk pergi ke sekolah. Dalam kasus yang lebih ekstrem, bullying juga dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, seperti membunuh atau melakukan bunuh diri. 

  Terkadang tanpa disadari dan disengaja kita pernah melakukan bullying atau ejekan melalui canda terhadap orang lain. Pernahkah kita berpikir ada dampak canda kita bagi orang tersebut? Canda yang sifatnya ejekan dapat berpengaruh terhadap fisik maupun psikis orang yang kita ejek. Dampak fisik bisa  berupa sakit kepala dan sakit dada. Sedangkan dampak psikis bisa berupa rendah diri, sulit konsentrasi, sehingga terjadi penurunan nilai akademis, trauma, sulit bersosialisasi, hingga depresi bahkan sampai menimbulkan kematian. 

   Hal ini seharusnya membuat kita sadar bahwa dalam bercanda pun harus ada aturan dan batasnya. Apabila canda kita sudah menyakiti hati orang lain, berarti kita sudah melakukan bullying terhadap orang tersebut. Manusia dapat merasa dihargai dan disanjung dengan kata-kata yang indah dan manis. Tetapi manusia juga dapat merasa dilecehkan dengan kata-kata yang merendahkan. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam bercanda. Tuhan memberkati.

 (Dod).

Sabtu, 03 Oktober 2020

2010032. Orang yang menang adalah orang yang berpikir bahwa dia bisa menang. (Arnold Daniel Palmer, Pegolf Profesional Amerika)

Sekilas Bijak:

  Suatu ketika seorang turis melancong ke Hongkong. Saat berjalan-jalan di sebuah gang kecil, ia singgah di depan sebuah studio tato. Di jendela studio itu dipasang gambar jangkar, bendera, putri duyung dan beberapa moto yang dijadikan pilihan untuk dirajah di tubuh orang yang datang. 
   Di situ ada satu slogan yang cukup mengejutkan dan membuatnya tertegun, "born to be lose" atau " dilahirkan untuk kalah". Rasa penasaran menuntunnya masuk ke studio itu dan bertanya kepada pemiliknya, " Apakah ada orang yang benar-benar minta ditato dengan kalimat yang mengerikan seperti 'born to be lose'?
  "Ya, kadang-kadang," jawab pemilik studio tersebut. 
  "Tetapi saya sungguh tidak percaya ada orang waras yang melakukan itu," kata si turis berargumen. 
  Si pemilik studio mengerutkan dahinya dan berkata, "Sebenarnya sebelum dirajah di tubuhnya, tato itu sudah tertulis terlebih dahulu di pikirannya." 
  Di tempat lain ada rentetan kalimat yang bertolak belakang dengan slogan di atas, yang diukir di sebuah pigura milik pegolf Arnol Palmer, yang berbunyi, "Kalau anda berpikir anda kalah, anda akan kalah. Kalau anda berpikir anda tidak berani, anda tidak berani. Kalau anda ingin menang tapi berpikir anda tidak bisa, hampir dapat dipastikan anda tidak bisa. Perjuangan hidup tidak selalu dimenangkan oleh orang yang lebih kuat atau lebih cepat. Orang yang menang adalah orang yang berpikir bahwa dia bisa menang." Ketika Daud si gembala domba menyatakan sikap bahwa Dia akan mengalahkan Goliat, maka raksasa Filistin itu benar-benar mati di tangannya. Sikap yang positif membuat Daud menang dan dikenal sebagai pahlawan Israel yang gagah perkasa. 
  Kalau demikian, benarkah bahwa ada orang yang terlahir untuk kalah atau gagal? Tidak, karena sikap kitalah yang menentukan apakah kita akan berhasil atau gagal. Sungguh benar bahwa keyakinan yang kita tanamkan di pikiran akan terwujud di dalam perbuatan kita sehari-hari. Lama kelamaan perbuatan itu akan menjadi suatu kebiasaan atau karakter. Dan karakter menentukan baik atau buruknya masa depan kita. Jadi, kalau ingin meraih masa depan yang cerah, mulailah hari ini juga dengan memikirkan segala hal yang baik, benar dan membangun. 


Motivasi:

Mulai saat ini aku memutuskan untuk sukses. Aku akan memulainya dengan melatih diriku untuk bersikap dan berpikir positif. (Dod).