Senin, 10 Februari 2020

2002111. *Mantan Auditor EY Banting Setir Jualan Kopi Kenangan.*

*Mantan Auditor EY Banting Setir Jualan Kopi.*

Senin 03 February 2020
Oleh : Dahlan Iskan

Saya suka sekali pada cara anak muda ini menentukan harga dagangannya. Logikanya begitu baik.

Nama anak muda ini: Edward Tirtanata.

Dagangannya: kopi.

Merknya: Kopi Kenangan.

Harga pergelasnya: Rp 18.000. (ditambah pajak menjadi 20.000).

Mengapa Rp 18.000?

Orang minum kopi itu kan tiap hari. Biasanya. Sehari tidak minum ada yang kepalanya pusing. Atau tidak bisa ke belakang. Ada pula yang mengaku tidak bisa mikir.

Maka kalau harga kopi semahal Rp 40.000/gelas bisa-bisa separo gaji habis untuk minum kopi. Itu kalau gajinya minimum.

Masak gaji dihabiskan untuk minum kopi.

Padahal harga kopi di warung pinggir jalan hanya Rp 3.000.

Maka Edward memilih kualitas kopinya setara yang Rp 40.000 tapi harganya hanya Rp 18.000.

Yang lebih penting lagi kualitas susunya. Unsur susu itu 60 dalam segelas kopi.

Maka susunya harus pula yang terbaik. Yang juga harus sama dengan yang dipakai di kafe asal Amerika.

"Karena itu susunya saya pajang di depan. Biar konsumen melihat sendiri susu apa yang dipakai di Kenangan," ujar Edward pada DI's Way Sabtu petang lalu.

Saya pun melihat merk susu itu: Greenfields. Sama dengan yang dipakai oleh kafe asal Amerika Serikat itu.

Dan gula merahnya harus pilihan. Harus yang dari Sukabumi.

Saya bertemu Edward di gerainya yang di sebelah rumah saya: mal Pacific Place SCBD Jakarta.

Saya tiba di situ lebih dulu. Yakni di lantai bawah --di pojok nylempit di depan supermarket Kem Chick.

Saya memesan menu unggulan di Kopi Kenangan: Kopi Mantan.

Tak lama kemudian Edward datang. Ia mengenakan kaus hitam, celana hitam. Rambutnya yang pendek tidak dirapikan. Badannya gempal.

Umurnya 31 tahun.

Begitu melewati counter Edward memesan kopi satu gelas. Membayarnya. Biar pun pemilik ia memperlakukan dirinya sebagai konsumen.

"Sekaligus kontrol kualitas. Kualitas kopinya maupun layanannya," ujar Edward.

Awalnya Edward hanya membantu orang tua di bisnis kayu. Yakni setelah ia tamat SMA Pelita Harapan Karawaci. Lalu Edward kuliah keuangan dan akuntansi di Northeastern University di Boston, Amerika Serikat.

Pernah juga bekerja sebagai karyawan di kantor akuntan internasional Ernst & Young Jakarta: enam bulan.

Ia coba juga bisnis kain dan pakaian. Tiap hari Edward ke Tanah Abang --pusat perdagangan tekstil di Jakarta.

Suatu saat Edward ke Bursa Efek Jakarta, di sebelah sononya Pacific Place. Ia melihat begitu banyak orang antre membeli kopi. Ia pun mulai berpikir bisnis kopi.

Apalagi ia punya teman baik. Yang sudah lebih dulu terjun ke situ. Kopinya enak. Merknya Toko Kopi Tuku.

Tapi si teman terlihat tidak punya keinginan mengembangkan Tuku-nya besar-besaran. Sejak dulu sampai sekarang gerainya hanya enam.

Tidak ada yang di mal atau di office building.

Maka muncullah gagasan Edward untuk membuat kafe dengan kopi seperti Tuku. Tapi jaringannya harus sangat luas.

Edward bicara kepada temannya itu. Untuk mengambil bahan baku kopi darinya. Lalu ia ciptakan resep sendiri. Yakni campuran kopi Arabika dan Robusta. Ia cari nama sendiri: Kopi Kenangan. "Semua orang kan punya kenangan," kata Edward. Termasuk kenangan pada mantan.

Maka salah satu menu yang disajikan di Kenangan adalah kopi mantan.

Kenapa harus ada campuran robustanya?

"Agar rasa kopinya nendang," ujar Edward --yang pertama kali bisa minum kopi ketika kuliah di Amerika.

Edward pun kumpul-kumpul uang. Ia mengajak dua temannya. Salah satunya adalah mantannya temannya.

Dengan modal awal Rp 150 juta Edward memulai Kopi Kenangan. Gerai pertamanya di Kuningan. Yakni di gedung perkantoran yang digunakan Standard Chartered Bank.

Setelah memiliki beberapa gerai Edward lebih pede. Apalagi dalam tiga bulan pertama usahanya sudah break even point.

Ia pun lantas bertekad mencari dana besar. Dengan target mendapat tambahan modal Rp 100 miliar. Alpha JWC Ventures pun memenuhinya dengan USD 8 juta. Dengan cara menggaet Roc Capital, perusahaan milik penyanyi rap JAY-Z.

Roc Capital menggeret dana berikutnya ke Kopi Kenangan. Besarnya USD 20 juta. Atau hampir Rp 300 miliar.

Edward terus menjual prospek cerah Kopi Kenangan. Yang dalam tiga tahun akan memiliki lebih 1000 gerai di seluruh Indonesia. Akhir tahun depan sudah harus 1.500 gerai.

Ia juga merencanakan mengembangkannya sampai ke beberapa negara manca.

Uang bisa terus didapat. Dari investor luar negeri. Tidak terlalu sulit. Di bidang unicorn nama Indonesia sudah mulai dikenal di dunia investasi. Terutama sejak Gojek dianggap sebagai kisah sukses. Yang lain bisa ikut 'menjual' Gojek sebagai daya tarik masuk Indonesia.

"Kami ini harus berterima kasih kepada orang seperti Pak Nadiem Makarim," ujar Edward. Yang ia maksud adalah pendiri Gojek yang kini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Yang Gojek-nya mendapat kepercayaan begitu tinggi. Dari investor internasional.

Setelah Gojek masih ada Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak. Semuanya sukses merebut investor dari negara maju.

Edward pun membuntuti di belakangnya.

Dalam dua tahun pertama Kopi Kenangan sudah mencapai 230 gerai. Sudah bisa jualan tiga juta gelas sebulan. Berarti sudah lebih Rp 50 miliar omset sebulannya.

Akhir tahun ini sudah harus 650 gerai. Bukan main. Kian hari kian cepat pertumbuhannya.

Di tahun 2019 Kopi Kenangan memang menorehkan sejarah baru. Berhasil memikat uang milik selebriti kelas dunia. Penyanyi rap terbesar di jagad ini ikut menaruh uangnya di Kopi Kenangan: Jay-Z tadi. Siapa yang tidak tahu Jay-Z --yang juga suami penyanyi besar Beyonce itu.

Petenis dunia Serena William pun ikut tertarik. Serena Ventures menempatkan uangnya di Kopi Kenangan. Serena memang punya lembaga keuangan. Namanya Serena Ventures tadi. Di lembaga itulah uang Serena ditaruh. Untuk diputar ke mana-mana.

Masuknya uang JAY-Z dan Serena menjadi berita besar di Singapura. Media di sana menulis panjang lebar tentang Kopi Kenangan Indonesia itu.

Edward pun bertekad terus mengembangkan Kopi Kenangannya. Sebelum akhirnya, kelak, melantai di pasar modal.

Meski bisa mendapat banyak dana Edward tetap teguh pada garis awalnya. Yakni membuat gerai sekecil mungkin. Dengan perabotan seminimal mungkin.

Gerai itu hanya boleh 50 m2. Harga sewanya pun dipatok: hanya 5 persen dari omset.

Tujuannya: menghindarkan diri dari investasi yang terlalu mahal. Yang akan berakibat pada harga jual kopi yang tidak akan bisa murah.

Misalnya gerai yang saya kunjungi itu. Hanya menyediakan enam meja kecil. Masing-masing dengan dua kursi. Tidak ada sofa. Tidak ada wifi.

"Konsep saya memang grab and go," katanya.

Karena itu Edward membatasi investasi. "Setiap gerai hanya boleh Rp 500 juta," katanya.

Dari nilai itu yang Rp 200 juta untuk membeli mesin kopi. Harus yang terbaik. Bikinan Italia. Keperluan lainnya dibatasi Rp 300 juta.

Konsep Edward lainnya adalah: tidak mau franchise. Semua gerai ia miliki sendiri. Dengan demikian keseluruhan omset gerai menjadi omset perusahaan. "Kalau franchise kan hanya fee-nya yang bisa menjadi omset perusahaan," katanya.

Bagaimana kalau kebetulan tempat yang disewa itu lebih besar dari enam meja kecil itu?

"Sisanya saya sewakan ke orang yang mau jualan makanan," katanya.

Karena itu Edward memiliki perusahaan lain. Namanya The Common. Kalau ada tempat yang melebihi 50 m2, The Common-lah yang menyewa.

The Common lantas menyewakan yang 50 m2 ke Kopi Kenangan. Selebihnya disewakan ke pedagang makanan.

Seperti yang di Pacific Place itu. Ada kios roti di seberang mesin kopi. Semula kios roti itu saya kira bagian dari Kopi Kenangan. Ternyata itu milik orang lain yang menyewa tempat ke The Common.

Saya melihat Edward ini anak yang sangat enerjik. Waktunya habis untuk mengurus Kopi Kenangan. Itulah pacar rielnya saat ini.

"Berarti Anda ini juga punya mantan," kata saya.

"Hahaha... Iya ya... Punya kenangan juga," jawabnya


(Dahlan Iskan)

Sabtu, 08 Februari 2020

2002081. Bolu Pisang dan Es Krim .

Seandai nya Saya bisa memberi, Bolu Pisang dan Es Krim 

"Ma, kakak  ranking satu, mana janji mama mau beliin es krim," rengek Dika putra sulungku. Sejak pulang sekolah ia selalu saja menagih janjiku. Mana kutahu bila si sulung yang baru kelas dua SD akan meraih ranking satu, pikirku saat berjanji paling dia hanya akan masuk sepuluh besar saja seperti biasa. 

"Sabar ya, Nak, tunggu ibu gajian tanggal satu," janjiku, padahal aku pun tahu tanggal satu nanti upah menjadi buruh cuci separuhnya akan habis menyicil hutang pengobatan  ketika almarhum suami sakit dulu. 

Dika cemberut. Aku tahu dia kecewa. Tak banyak pinta anak ini sebenarnya, hanya sebuah es krim ketika ia ranking satu. Tapi bagiku itu barang mahal.

Ah seandainya saja Dika ranking dua atau tak usahlah ranking sekalian,  ia pasti tak sekecewa ini. 

Keterpurukan hidupku bermulai ketika suami yang tiap hari bekerja sebagai buruh bangunan kecelakaan dan lumpuh. Tiap Minggu harus bolak balik kontrol ke rumah sakit, walau pakai BPJS namun kerepotan ini tetap membutuhkan biaya hingga hutang pun menumpuk. 

Ketika suami akhirnya pergi selamanya, hutang-piutang pun berdatangan meminta haknya untuk dilunasi. 

Aku pasrah. Memohon kepada si pemberi hutang agar memberi kelonggaran dengan mencicil. 

Bukan tak mau bekerja lebih giat lagi, namun selain Dika, aku memiliki Anita putri bungsuku yang masih berusia dua tahun. Tak semua orang mau menerima pekerja rumah tangga yang membawa balita. 

Sejak itu aku melakukan kerja apapun, mulai dari buruh cuci, hingga upahan membuat kue. Kebetulan kata orang-orang bolu pisang buatanku enak. 

  (Mbak, bisa buatin bolu pisang?) Sebuah pesan masuk. 

Aku bersorak. Alhamdulillah tak sia-sia mengisi pulsa data beberapa hari yang lalu dan mengaktifkan WA ku. Ada pesanan masuk. 

(Bisa Mbak, mau berapa loyang?) 

(2 loyang, ngambilnya habis Zuhur bisa?)

(Bisa Mbak.) Aku menyanggupi.

(Tapi bolu pisangnya jangan pakai gula ya, biar manisnya ngambil dari pisangnya saja. Anakku alergi gula.)

(Siap, Mbak. Otw dibuat.) 

(Berapa harganya?)

(50.000 Mbak.)

(40.000 saja ya, kan gak pakai gula.)

Aku menelan ludah. Ya Tuhan, padahal dalam tiap loyangnya aku hanya mengambil untung 10.000. 

(Ya sudah karena Mbak ngambil dua, aku kasih.)

(Oke, tapi aku gak bisa ngambil ke rumah ya, Mbak. Aku mau pergi liburan, jadi jam 1 aku tunggu di depan SMP yang ada di simpang itu.)

(Oke siap.)

Aku segera gerak cepat menyiapkan semua bahan dan mulai bekerja. Baru jam sembilan berarti masih banyak waktu luang. Kebetulan ada pisang Ambon yang belum terpakai jadi gak perlu beli ke pasar. 

Alhamdulillah aku bisa mendapat untung dua puluh ribu dari penjualan dua loyang bolu pisang. 

Sepuluh ribunya bisa buat beli es krim harga lima ribu untuk si sulung dan bungsu dan sisanya untuk tambahan belanja besok. 

Setelah sholat Zuhur, jam 12.30 aku segera berangkat menuju tempat yang dijanjikan. Si sulung mengekor langkahku dengan riang karena terbayang es krim yang bakal didapat. Si bungsu sedang tidur siang jadi kugendong saja. 

Tempat janjian kami cukup jauh sekitar setengah kilometer dari rumah. Walau tengah hari dan terik matahari tengah garang menyerang, aku tetap semangat, demi 20.000. 

Jam satu kurang lima menit kami telah tiba di tempat janjian. Mungkin sebentar lagi yang memesan akan datang. 

Sepuluh menit, dua puluh menit hingga tiga puluh menit berlalu namun tak kunjung ada tanda bila si pemesan akan datang.

Beberapa pesan telah kukirim sejak tadi namun hanya terkirim dan belum dibaca.

Aku menelpon berkali-kali pun tak kunjung diangkat. Sudah hampir satu jam menanti. 

Si sulung telah lelah dan merengek sementara si bungsu telah bangun dan ikut meraung karena kepanasan. 

Ting! Sebuah pesan masuk. Hatiku bersorak, dari si pemesan kue. 

(Ya Allah Mbak, maaf ya aku lupa. Ini suami berubah pikiran, awalnya dia bilang berangkat habis Zuhur eh tahunya jam sepuluh udah mau buru-buru. Jadi gak sempat kasih kabar. Mbak, jual bolunya sama orang lain saja ya, aku udah otw ke kampung.) 

Aku langsung terduduk lemas. Ya Allah, ya Allah, ya Allah. Apalagi ini? Aku tak meminta banyak ya Allah, hanya es krim saja. 

Peluhku yang sudah sejak tadi mengucur, kini bercampur dengan air mata. 

Siapa yang ingin membeli bolu pisang tanpa gula dengan rasa manis yang alakadarnya? 

Ya Allah, berkali aku menyeka air mata yang terus membasahi wajah. 

Sulungku berhenti merengek, ia langsung diam melihat air mataku. Lama ia menatapku iba. Kedua netranya mulai berkaca. Tak tega hati ini melihatnya. Ia hanya ingin es krim seharga 5000 ya Allah.

"Dika gak akan minta es krim lagi Bu, tapi ibu jangan nangis." Dika kecilku berkata dengan suara yang bergetar. Sepertinya ia pun menahan tangis. 

"Kita pulang, Nak," ucapku. Dika mengangguk, si bungsu pun tangisnya mulai mereda. Sepertinya ia mengerti akan kegundahan hati ini. 

Ya Allah, beginilah rasanya. Sakit ya Allah, sakit, sakit, sepele bagi mereka namun begitu berat bagiku. Bahan-bahan bolu itu adalah modal terakhir dan kini seolah sia-sia. 

Ya Allah, berkali aku menyebut nama-Nya. Berat, sungguh berat, belum lama suamiku pergi dan kini rasanya aku lemah. 

Tak banyak ya Allah hanya ingin es krim saja, itu saja, untuk menyenangkan buah hatiku dan kini bukan untung yang kudapat malah kerugian yang telah nyata di depan mata. 

Aku baru saja memasuki halaman rumah kontrakan ketika Bu Tia tetanggaku kulihat telah menunggu. 

"Eh, ibunya Dika, dicariin, untung cepat pulang." 

"Ada apa Bu?" tanyaku. Semoga saja wanita baik ini akan memberikanku perkerjaan. Apa saja boleh, bahkan yang terkasar sekalipun akan kuterima. Tapi gak mungkin, di rumah besarnya sudah ada dua pembantu yang siap sedia. Aku kembali membuang anganku. 

"Gini, ibu jangan tersinggung ya." Bu Tia menatapku. 

Aku mengangguk, ingin kukatakan bila rasa tersinggung itu sudah lama lenyap dalam kamus hidupku. 

"Papanya anak-anak kan baru pulang jemput kakek neneknya dari bandara. Ya dasar laki-laki tahunya kan cuma nyenengin anak tapi gak tahu yang baik. " 

Aku mengangguk walau belum paham kemana arah pembicaraan. 

"Masa dia ngebeliian anak-anak es krim sampai lima buah. Padahal anakku kan masih batuk pilek parah. Jadi, daripada buat rusuh, mau ya Bu nerima es krim ini, untuk Dika dan adiknya." Bu Tia menyerahkan plastik putih berisi es krim padaku. 

Aku terdiam tak sanggup berkata-kata.

"Asikkk." Dika bersorak, aku masih bergeming. 

"Lo, yang ibu bawa itu apa?" tanya Bu Tia melirik kantong hitam berisi dua kotak bolu pisangku. 

"Bolu pisang Bu, tapi gak manis, kebetulan yang mesan batal. " 

"Wah kebetulan, neneknya di rumah itu diabetes jadi gak bisa makan manis. Saya beli ya untuk cemilan." 

"Benar Bu?" Aku bertanya tak percaya. 

"Iya, berapa harganya?" 

"Berapa saja, Bu. Terserah, asal jadi uang." 

"Ya sudah." Bu Tia menyerahkan dua lembar uang merah ke dalam genggamanku. 

"Ya Allah Bu ini kebanyakan ," ucapku. 

"Sudah, gak apa. Ambil saja, kalau mesan yang kayak gini emang mahal kok Bu." Bu Tia langsung mengambil kantong berisi bolu pisang dan bergegas pergi. 

Aku masih diam dengan air mata yang mulai menetes lagi. Baru saja mengeluh akan pahitnya hidup dan kini semua telah terbayar lunas. 

***

Bu Tia meletakkan bolu pisang yang baru ia beli di atas meja makan. 

Ia duduk dan memandang dua kotak bolu pisang itu dengan tatapan berkaca. 

Sungguh zolim sebagai tetangga, bahkan ada seorang janda yang kesusahan pun ia tak tahu. Sementara baru saja ia membeli tas branded seharga jutaan dan tak jauh dari rumahnya ada seorang anak yatim merengek pada ibunya hanya demi sebuah es krim. 

Untung saja Fahri putranya bercerita, bila tidak pastilah kezoliman ini akan terus berlangsung.

"Ma, tadi yang juara 1 Dika, tetangga kita yang di ujung itu." lapor putra sulungnya. 

"Bagus dong, les dimana dia?" 

"Gak les kok, Ma. Orang dia miskin kok." 

"Hey, gak boleh menghina orang lain." Bu Tia melotot pada putranya. 

"Gak menghina kok. Kenyataan emang dia miskin. Kasihan deh Ma, masa kan ibunya janji mau beliin dia es krim kalau ranking satu eh pas dia ranking malah ibunya bilang tunggu ada uang. Kasihan banget Dika ya , Ma. Mana kalau di sekolah dia suka mandang jajanan temannya kayak ngeiler gitu tapi pas dikasih dia nolak. Malu mungkin ya, Ma." Fahri bercerita panjang lebar. 

Bu Tia terdiam. 

Ya Allah mengapa ia tak tahu? Selama ini, ia aktif ikut kegiatan sosial, mengunjungi panti asuhan ini dan itu. Namun ia abai akan keadaan di sekitar. 

"Ma, bolunya gak ada rasa, kurang enak," ucap Fachri membuyarkan lamunannya. 

"Sengaja, makannya bukan gitu. Tapi kamu oles mentega dan taburi meses atau kamu oles selai buah." 

"Ohhh, gitu ya. Tumben mama pesan bolu tawar." 

"Lagi pengen aja." 

Bu Tia menghela napas panjang. Tak akan terulang lagi, jangan sampai ada tangis anak yatim yang kelaparan di sekitarnya. 

Anak yatim itu bukan tanggung jawab ibunya saja tapi keluarga dan orang sekitar. 

***

Sepele bagi kita namun berarti bagi mereka. 

Ada kala sisa nasi kemarin sore yang tak tersentuh di atas meja makan kita adalah mimpi dari anak-anak yang telah berhari-hari terpaksa hanya berteman dengan ubi rebus saja. 

Jangan heran menatap binar seseorang yang begitu terharu ketika gaun pesta yang menurut kita sudah ketinggalan jaman itu kita berikan pada mereka. 

Uang lima puluh ribu yang sangat mudah lenyap ketika dibawa ke mini market bertukar dengan kinderj*y dan beraneka jajanan yang habis dalam sekejap itu adalah setara dengan hasil kerja keras seorang buruh dari subuh hingga menjelang Magrib. 

Bersedekah itu gak perlu banyak, sedikit saja dari yang kita punya. Memberi itu jangan menunggu kaya, saat kekurangan lah justru diri harus lebih bermurah hati. 

Beruntunglah bila di sekitar begitu banyak ladang sedekah dimana kita dapat menukar rupiah menjadi pahala. Kaya itu bukan pada jumlah harta tapi bagaimana kita membelanjakannya. Akherat itu ada dan sudah kah kita menyiapkan hunian di sana?

Pengingat diri agar lebih peka. 
😢😭

Kamis, 06 Februari 2020

2002061. #Jepang Memilih Tidak Menari di Atas Penderitaan Orang Lain. (Rhenald Kasali)

#Jepang Memilih Tidak Menari di Atas Penderitaan Orang Lain

Oleh : Rhenald Kasali


Beberapa hari ini kita saksikan antrian orang membeli masker, bahkan harganya dilipat gandakan oleh penjual. 

Kita juga saksikan betapa "tak berempatinya" warga di pulau Natuna saat menyambut anak2 muda Indonesia yang berhasil dievakuasi dan akan dikarantina. 

Belum lagi tak berempatinya netizen yang menyebarkan hoax berupa text atau video, menghadang turis China dan seterusnya.

Ah ini bukan hanya soal virus Corrona, melainkan apa saja yang melanda musibah. 
Termasuk fitnah yang disebarkan orang2 jahat dan diframing orang yang sok pintar. 
Walaupun tak ada gunanya.  

Mari kita belajar dari sikap bangsa Jepang. 
Walau hubungannya dengan China pernah kurang harmonis akibat luka sejarah penjajahan.  

Sebelum Jepang mengevakuasi warganya, mereka sudah lebih dulu mengirim 1 pesawat penuh peralatan medis & masker yg sangat dibutuhkan warga  kota Wu Han..

Sumbangan 1 juta masker dari masyarakat Jepang juga sudah lebih dulu tiba 
di kota Wu Han...

Banyak org tidak mengetahui bahwa diantara 264 warga Jepang yg di evakuasi terdapat 4 org yg sudah positif terjangkit Virus Corona.  
Oleh Tiongkok disarankan agar mereka dirawat dulu di rumah sakit di China.   

Namun Pemerintah Jepang tetap mengevakuasi atas pertimbangan ingin berbagi beban kesulitan dan tidak mau merepotkan Pemerintah China...

Selain itu, 
Pemerintah Jepang mengumumkan bahwa bangsa apapun yg berada di Jepang dan terdampak Virus Corona tanpa pandang kewarga negaraan semua diobati & biaya ditanggung Pemerintah..

Bagi warga Tiongkok yg berada di wilayah Jepang dan berakhir masa visa nya, bila masih ingin menetap di Jepang diberi perpanjangan visa gratis selama 2 bulan.. tidak diusir seperti yang dilakukan warga Sumbar dan Bukit Tinggi belum lama ini.

Di medsos Jepang membahana seruan agar warganya ramai2 menyumbang apapun untuk membantu China melewati musibah kemanusiaan ini..  harap diingat mereka adalah bangsa yang bermusuhan persis seperti bangsa kita dengan Malaysia, Arab vs Israel, atau bangsa India dengan Pakistan.

Banyak berita di Jepang yang menyerukan tentang sumbangan tanpa pamrih pemerintah & warga China saat Jepang mengalami musibah wabah & gempa dahsyat beberapa waktu lalu...

Pada saat China mengalami musibah,
di luar dugaan masyarakat Jepang telah memperlihatkan sifat kemanusiaan nya melalui spanduk2/simbol2 "Support Wu Han" "Support China"

Di super market, pusat2 perbelanjaan Jepang, harga masker bukan naik malah dijual secara discount dengan menempelkan plakat 

"Tidak menari di atas penderitaan orang lain." "Tidak mencari keuntungan atas musibah kemanusian".. 

Bahkan di berbagai tempat disediakan masker bagi warga Tiongkok untuk bebas mendapatkan 2 bh masker secara gratis dengan menempelkan spanduk2 Berbahasa China "bernafas sama, bernasib sama, dunia milik kita bersama.."
Sungguh mengharukan..!!

Jerman pada kesempatan pertama mengirim team ahli medis membantu China..
Finlandia mengumunkan tidak melakukan pembatasan & pemeriksaan khusus terhadap tourist dari Tiongkok, mereka yang datang apabila terdampak Virus Corona akan diobati oleh team medis Pemerintah Finlandia..

Pemerintah Thailand menyatakan bebas visa 15 hari tetap berlaku bagi warga Tiongkok.,  apabila mereka masih ingin menetap, imigrasi akan memberi perpanjangan visa selama 2 bulan..

Hikmah dari musibah kemanusiaan ini mengingatkan kita2 semua, bahwa di dunia ini masih tidak kurang kehangatan & ketulusan sesama umat manusia.

Begitu pula memberi pemahaman pada kita bahwa dikala sedang kesusahan, disitu dapat meneropong wajah asli dari kepalsuan yg dipertontonkan selama ini.... 
👍🏻👍🏻

Senin, 03 Februari 2020

2002042. Fabel. TERIMA KASIH TUHAN UNTUK SEMUANYA.

❤ Ada seekor burung yg hidup di padang pasir, sedang sangat sakit, tidak ada bulu, tidak ada makan dan minum, tidak ada tempat tinggal. 

Suatu hari seekor burung merpati lewat, jadi burung yg tdk bahagia itu menghentikan burung merpati dan bertanya " Mau pergi kemana ? " 

 Merpati itu menjawab "Aku akan pergi ke surga".

Maka burung yg sakit itu berkata, "Tolong tanyakan kapan penderitaanku berakhir ?"

Burung merpati itu berkata, "Tentu, aku akan melakukannya."  
Dgn mengucapkan selamat tinggal kpd burung yg sakit. Burung merpati melanjutkan perjalanannya  mencapai surga dan membagikan pesan burung yg sakit itu kepada malaikat di pintu surga.

Malaikat itu berkata, "Selama tujuh tahun ke depan hidup burung tsb harus menderita seperti itu, tdk ada kebahagiaan sampai saat itu."

Burung merpati berkata, "Ketika burung yg sakit mendengar ini, dia pasti berkecil hati. Bisakah Anda menyarankan solusi apa pun utk ini."

Sang Malaikat menjawab, "Katakan padanya utk selalu mendoakan ini, " *Terima kasih Tuhan atas segalanya.*"

Burung merpati itu bertemu dgn burung yg sakit lagi & menyampaikan pesan malaikat itu kepadanya.

Saat tujuh hari merpati itu lewat lagi, dia melihat burung yg sakit itu sangat senang, bulunya tumbuh di tubuhnya, tanaman kecil tumbuh di daerah gurun, kolam kecil air jg ada di sana, burung itu bernyanyi dan menari riang. Merpati itu tercengang. Malaikat telah mengatakan bahwa tdk akan ada kebahagiaan bagi burung itu selama tujuh tahun ke depan. 
Dgn keadaan ini, burung merpati pergi mengunjungi malaikat di gerbang surga.

Burung merpati itu mengajukan pertanyaannya kpd Malaikat. 
Sang Malaikat menjawab, "Ya memang benar tidak ada kebahagiaan untuk burung itu selama tujuh tahun, tetapi karena burung itu selalu mengucapkan, "TERIMA KASIH TUHAN UNTUK SEMUANYA" dalam segala masalahnya. Maka dia DIPULIHKAN dalam 7 hari.


_*TERIMA KASIH TUHAN UNTUK SEMUANYA*_🙏

Minggu, 02 Februari 2020

220002032. THE BEST VERSION OF U.

Share dari dr TAN

Sedih melihat kepanikan orang takut "ketularan" virus Corona. Antri dibela2in beli masker, pdhl masker apapun TDK BISA MENCEGAH virusnya masuk ke pernafasan manusia. Virus ini jauh lbh kecil dr partikel polusi kebakaran hutan. Jadi, pakai masker N95 pun yg bikin napas sesek itu, TETEP virusnya masuk!

Nah, ketimbang antri beli masker, kenapa nggak beli BUAH DAN SAYUR yg jelas2 terbukti MENINGKATKAN KEKEBALAN TUBUH. Sebab virus itu ogah menulari org yg kekebalannya tinggi dan FIT. 

Ada 5 jurus AMPUH mencegah infeksi virus sekaligus jd jurus bodi keren:

1. Antri beli buah. Makan seperti bentuk aslinya. Tuhan sdh membuatnya sempurna. Nggak usah dianggap cacat shg pake diblender, diberi imbuhan gula susu atau taburan tetek bengek. Buah dg antioksidan tinggi tanpa bikin gemuk ada di 3M: markisa, manggis, matoa. DAN INI MILIK NEGRI KITA. JANGAN SAMPAI DIEMBAT ORANG ASING! Lagi musim nih. 

2. Antri beli sayur. Usahakan jk bisa dlm bentuk lalap, plg mentok bikin karedok, pecel (yg disiram air panas, tanpa sayurnya jd lecek), urap. Sayur ini punya serat yg bukan cuma buat BAB, tapi bikin PROBIOTIK DLM USUS BESAR. Probiotik mu bagus, alhamdulilah IMUNITAS TINGGI!

3. Eradikasi sabotase imunitas. Siapa yg bikin justru imunitasmu AMBRUK? semua produk ultra proses. Minuman2 ajaibmu itu, yg tinggi gula, saos2 aneh yg memenuhi isi makananmu (yg katanya bikin enak pdhl bikin lidahnya kecanduan aja), gorengan (ujung2nya kegemukan dan sindroma metabolik menghancurkan daya tahan tubuh), dan cemilan2 yg pohonnya aja nggak ada.

4. Rajin olah raga!! Gak usah ke gym, kl punya rejeki, habis dpt angpao dr bos, beli sepeda statis. Nyicil jg bisa. Drpd beli hape baru. Istiqomah 30 menit tiap habis sarapan atau habis makan malam (istirahatkan dulu badannya kl abis makan, jgn langsung genjot)

5. Kena matahari. Bukan matahari matiin virus ya, ngaco. Matahari adalah the sunshine vitamin. Vitamin D3 kontributor kekebalan tubuh. 

Org2 yg rajin berjemur, rutin olah raga, makan sayur dan buah, serta tdk menyentuh sabotase hdp sehat, tebak, di bayanganmu tampangnya kayak apa? 
THE BEST VERSION OF U.