Jumat, 11 Desember 2020

2012124. Minuman Segar dan Buah Apel

*Minuman Segar dan Buah Apel*


  Sam Foss adalah seorang musafir. Suatu ketika dalam perjalanannnya di daerah pedusunan Inggris, dengan rasa lelah dan haus yang sangat, ia datang mendekati sebuah rumah kecil tidak bercat yang berdiri di atas sebuah bukit. Dekat sisi jalan yang menuju rumah itu, ia melihat tanda dengan tulisan, _"Masuklah dan dapatkan minuman yang dingin."_ 

   Tidak berapa jauh dari tulisan itu, Foss menemukan sebuah mata air dingin yang sejuk. Di dekat mata air itu tersedia gayung tua untuk menciduk air dan di bangku dekat mata air tersebut ada keranjang berisi buah apel yang segar-segar dengan tulisan, _"Layanilah diri anda sendiri."_

  Penuh rasa ingin tahu, Foss bergegas menemui sepasang suami istri yang tinggal di rumah kecil itu, dan ia pun bertanya tentang tulisan dekat mata air dan keranjang apel yang dilihatnya. Pasangan suami istri yang sudah tua itu ternyata tidak memiliki anak dan mereka hidup dari hasil kebun apel mereka yang tidak seberapa. Mereka bisa digolongkan sangat miskin, tetapi dalam hal mata air dan apel, mereka merasa kaya dan berkelimpahan sehingga mereka ingin sekali membagikan kelimpahan tersebut kepada orang-orang yang kebetulan lewat di situ.

   _"Dalam hal uang kami terlalu miskin untuk menolong orang lain. Tetapi kami berpikir dengan cara ini kami dapat menambahkan serta menutupi apa yang kurang pada kami, sehingga kami tetap dapat melalukan sesuatu untuk orang lain," _ kata pemilik rumah kecil itu. 

  Setiap orang dapat melakukan sesuatu untuk menolong sesamanya. Kita tidak harus menunggu sampai kita cukup mampu dan cukup berada barulah memikirkan kepentingan sesama. Mungkin kita tidak semiskin pasangan suami istri di atas, kita masih memiliki lebih banyak dari apa yang mereka miliki. Tetapi sekalipun kita memiliki banyak hal, kita tetaplah orang-orang miskin jika kita tidak pernah berpikir untuk menolong orang lain. Kekayaan seseorang tidak dapat dinilai dari apa yang ia miliki, tetapi dari apa yang ia berikan kepada sesama, demikian kata para bijak. 

  Adakah kita memiliki kerinduan untuk berbuat kebaikan bagi sesama? Begitu banyak orang kecewa karena tidak menemukan apa yang mereka harapkan dari para pengikut Tuhan. Lakukanlah apa yang dapat kita lakukan dan berikanlah apa yang dapat kita berikan selama Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk melakukan sesuatu, karena akan tiba saatnya di mana kesempatan untuk melakukannya tidak ada lagi.

 Tuhan Yesus memberkati.

(Dod).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar