Jumat, 07 Oktober 2022

2210082. Di balik kesuksesan Stephanie Handojo ada kasih Ibu (& ayah) yang menyertainya.

Stephanie Handojo/ Fani (Surabaya, 5 November 1991) adalah seorang Atlet renang nasional & internasional. Juara pertama Pekan Olahraga Nasional (2010);  Peraih medali emas cabang olahraga renang di ajang Special Olympics World Summer Games (2011) di Athena, Yunani, untuk nomor 50 meter gaya dada;  Peraih medali perak untuk kategori gaya dada 50 meter dan gaya bebas 100 meter di Los Angeles, AS (2014); 1 dari orang pembawa obor Olimpiade London, 2012 (Wakil Indonesia & satu-satunya orang berkebutuhan khusus yang dipercaya menjadi pembawa obor Olimpiade).

Fani mendapat penghargaan sebagai Atlet Berprestasi Nasional tahun 2017 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Fani juga meraih 1 medali emas kategori single dan 1 medali perak kategori double bidang bowling di Pekan Olahraga Nasional (Pornas SOIna) tahun 2018.

Stephanie juga berprestasi di bidang musik. Pada 2009, Fani mencatat rekor MURI sebagai penyandang down syndrome pertama yang bisa memainkan 22 lagu tanpa henti dengan menggunakan piano. Fani juga mengikuti Internasional Spesial Music & Art Festival, Pyongyang, South Korea (2019).

Deretan prestasi ini membuat Stephanie mendapatkan berbagai penghargaan dan bisa bertemu dengan dua presiden di Istana Negara Republik Indonesia, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.

Di balik kesuksesan Fani yang memiliki down syndrome (Gangguan genetika yang bisa mengakibatkan dampak keterbelakangan fisik dan mental) adalah perjuangan tak henti yang dilakukan oleh orang tuanya, khususnya ibunya (Maria Yustina Tjandrasari) untuk kemajuannya. Berkat doa, didikan dan dukungan mereka, Fani tumbuh menjadi sosok tangguh dan pantang menyerah. Sang ibu, Maria percaya bahwa Tuhan menganugerahkan Fani dengan tujuan yang baik, sehingga ia selalu berusaha mengajar dan mendampingi Fani dengan serius dari kecil, melakukan stimulasi bagi motorik halus maupun kasar dari Stephanie, melatih Stephanie bisa berkomunikasi.
    
"Dari stimulasi itu perlahan potensi dan bakat-bakat dari Stephanie terlihat. Mulai dari saya kenalkan dengan tuts piano mini di usia 3 tahun. Ternyata dia gemar bermusik. Akhirnya saya panggilkan guru piano untuknya. Sehari berlatih 5 jam bermain piano. Ketekunan ini yang saya syukuri," kata Maria. Maria juga mengenalkannya dengan air di usia 8 tahun, ternyata Stephanie menyukai berenang. Maria mengungkapkan, Stephanie orang yang tekun dan pantang . Rekor Muri yang didapat di tahun 2009 itu juga karena kerja kerasnya.

Fani juga pernah mengalunkan instrumen 'Kiss The Rain', karya Yurikuma, musikus, komponis dan pianis berkebangsaan Korea, pada acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021 yang digelar Kementerian Sosial untuk berbagi inspirasi bersama Plt. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat.
#
Di balik kesuksesannya ada kasih Ibu yang menyertainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar