Jumat, 29 Januari 2021

2101302. GIVING.

*GIVING*
Source: Hacking your mind book
By Galatia Chandra


Suatu sore seperti biasanya seorang pemuda pulang kantor & mengendarai sepeda motornya. Ia tertarik melihat seorang anak yang berumur kurang lebih 10 tahun dengan sangat sigap menyalip disela-sela kepadatan kendaraan lampu merah.

Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak dikayuhnya sepedanya, ia banyak berhenti sambil membagikan bungkusan yang dibawanya itu. Ia menyapa akrab setiap orang mulai dari tukang koran, penyapu jalan, tuna wisma sampai pak polisi.

Kejadian ini sangat menarik & membuat pemuda itu penasaran, lalu ia membuntuti anak kecil itu sampai disebrang jalan dan ia pun memanggil anak tersebut….

Pemuda: Dik.. dik… Apakah saya boleh bertanya?

Anak kecil: Silakan kak :)

Pemuda: Kalau boleh tahu, apa yg barusan kamu bagikan ke tukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi?

Anak kecil: Oh... Itu bungkusan nasi & sedikit lauk kak, emangnya kenapa?

Pemuda: Oh tidak, kakak tertarik cara kamu berbagi, kamu terlihat terbiasa & akrab. Apa kamu sudah lama mengenal mereka?

Lalu ia pun bercerita… "Ya, jelas saya kenal mereka, karena tiap hari saya menjumpai mereka. Dulu, saya & ibu hanyalah seorang tuna wisma, setiap hari kami hidup di jalanan mengharapkan belas kasihan, kami begitu susah dan merekalah yang begitu baik berbagi untuk kami. Sedikit demi sedikit kami menabung hingga suatu hari ibu berhasil membuka lapak di jalanan untuk menjual nasi & kehidupan kami mulai terus membaik hingga kami sekarang mempunyai warung permanen yang terletak di jalan sana.
Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu, jadi ketika kita diberi rejeki yang cukup. Kenapa kita tidak mau berbagi kepada mereka?
"

Pada awalnya saya tidak mengerti, mengapa kita harus memberi, padahal kita hidupnya masih sangat berkekurangan. 

Ibu saya berkata demikian: "Nak, Kita jangan selalu melihat kekurangan kita. Karena manusia hidup itu kadang tidak pernah akan merasa "cukup". Apalagi jika kita membandingkan diri pada orang lain yang lebih Makmur dari kita. Lihatlah kehidupan kita sendiri, syukurilah apa yang kita miliki saat ini. Lihatlah kelebihan yang kita miliki dan salurkanlah kelebihan itu kepada orang-orang yang membutuhkannya. Ingatlah selalu bahwa kebaikan ini pasti akan mendapat ganjarannya. Jika tidak di dunia ini, maka nanti Tuhan pasti akan memberikannya."

Ibu selalu mengatakan bahwa hidup kita haruslah berarti buat banyak orang, karena ketika kita kembali pada sang pencipta, kita tidak akan membawa apa-apa. Jadi jika ada kelebihan, mengapa kita mau untuk berbagi dengan yang lain agar banyak orang juga bisa sedikit merasakan kebahagian yang kita miliki.


Hidup memang akan berarti jika kita mau membagikan sesuatu untuk orang lain & tidak hanya fokus untuk menyenangkan diri sendiri saja. 

Menyenangkan diri sendiri memang membuat bahagia. Namun menyenangkan orang lain membuat bahagia diri kita berlipat ganda. Sebab kebahagian yang kita timbulkan pada orang tersebut akan mempengaruhi kebahagiaan diri kita juga secara lebih berlimpah.

Memberi itu tidak perlu menunggu kita punya uang banyak. 
Lihatlah barang-barang yang kita anggap tidak kita perlukan lagi namun masih bisa bermanfaat bagi orang lain. Mulailah dulu dari sana. Baju-baju layak pakai misalnya. Jika ada baju yang sudah 1 tahun lebih tidak pernah digunakan, itu pasti akan tidak digunakan lagi tahun ini. Relakanlah untuk mereka yang memerlukannya.

Ingat selalu… The more we give the more we get….

_"Kindness in words creates confidence. Kindness in thinking creates profoundness. Kindness in giving creates love."_ - Lao Tzu

Have a GREAT Day! 
GC 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar