Pernikahan yang bahagia atau harmonis akan membuat seseorang lebih teratur dan nyaman pada waktu mereka istirahat atau tidur. Namun sebaliknya juga pernikahan yang kurang harmonis atau sering pertengkaran akan membuat mereka mengalami gangguan atau masalah saat mereka akan beristirahat atau tidur.
Sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara tidur dengan pernikahan. Prof. Wendy Troxel dan kolega-koleganya menanyai 2.000 wanita yang telah menikah. Mereka ditanyai tentang status pernikahan, kualitas tidur, seberapa sering mengalami gangguan tidur, serta jadwal tidur-bangun.
Wanita yang hidup pernikahannya bahagia, tidur lebih nyaman dan bangun dengan rasa segar bugar, mereka juga tak mudah terbangun di tengah malam. Ini mudah dimengerti. Saat sedang berselisih pendapat, tentu sulit untuk tidur dengan pasangan.
Tetapi kelompok peneliti yang sama membuktikan bahwa hal sebaliknya juga bisa terjadi. Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan SLEEP 2011, menunjukkan bahwa para istri yang mengalami gangguan tidur akan mengalami interaksi yang negatif di pagi harinya.
Mereka merekrut 35 pasangan yang selama 10 malam tidur dengan actyiraphy, sebuah alat yang merekam aktivitas tubuh. Kemudian mereka diminta untuk mencatat hubungan interaksi dengan pasangan.
Hasilnya, wanita yang mengalami gangguan tidur cenderung untuk merasakan interaksi yang negatif terhadap pasangan. Suami pun melaporkan kurangnya interaksi positif ketika istri sulit tidur.
Prof. Wendy Troxel, seperti dikutip webMD mengatakan, memang terdapat perbedaan gender dalam penelitiannya. Pria sepertinya tak memiliki efek gangguan tidur yang sama dibanding wanita. Wanita, menurutnya, memang lebih ekspresif dibanding pria yang cenderung menekan perasaan-perasaan negatifnya. Namun akibat dari gangguan tidur wanita, tak terbatas pada dirinya sendiri. Terbukti pasangan turut merasakan akibatnya.
Jadi bagi para pria, jika Anda ingin kehidupan pernikahan yang bahagia, pastikan pasangan tidur dengan sehat.
[Linda Lim, Denpasar]
Sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara tidur dengan pernikahan. Prof. Wendy Troxel dan kolega-koleganya menanyai 2.000 wanita yang telah menikah. Mereka ditanyai tentang status pernikahan, kualitas tidur, seberapa sering mengalami gangguan tidur, serta jadwal tidur-bangun.
Wanita yang hidup pernikahannya bahagia, tidur lebih nyaman dan bangun dengan rasa segar bugar, mereka juga tak mudah terbangun di tengah malam. Ini mudah dimengerti. Saat sedang berselisih pendapat, tentu sulit untuk tidur dengan pasangan.
Tetapi kelompok peneliti yang sama membuktikan bahwa hal sebaliknya juga bisa terjadi. Penelitian terbaru yang dipresentasikan pada pertemuan SLEEP 2011, menunjukkan bahwa para istri yang mengalami gangguan tidur akan mengalami interaksi yang negatif di pagi harinya.
Mereka merekrut 35 pasangan yang selama 10 malam tidur dengan actyiraphy, sebuah alat yang merekam aktivitas tubuh. Kemudian mereka diminta untuk mencatat hubungan interaksi dengan pasangan.
Hasilnya, wanita yang mengalami gangguan tidur cenderung untuk merasakan interaksi yang negatif terhadap pasangan. Suami pun melaporkan kurangnya interaksi positif ketika istri sulit tidur.
Prof. Wendy Troxel, seperti dikutip webMD mengatakan, memang terdapat perbedaan gender dalam penelitiannya. Pria sepertinya tak memiliki efek gangguan tidur yang sama dibanding wanita. Wanita, menurutnya, memang lebih ekspresif dibanding pria yang cenderung menekan perasaan-perasaan negatifnya. Namun akibat dari gangguan tidur wanita, tak terbatas pada dirinya sendiri. Terbukti pasangan turut merasakan akibatnya.
Jadi bagi para pria, jika Anda ingin kehidupan pernikahan yang bahagia, pastikan pasangan tidur dengan sehat.
[Linda Lim, Denpasar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar