Ada seorang pemuda yg udah gak betah tinggal dirumahnya.. Karena dianggap bapaknya terlalu cerewet, karena klo keluar kamar selalu ditanya, lampu sudah dimatikan, AC, TV, Kipas angin, radio, keran air di bak DLL sudah mati.. Pokoknya bapaknya cerewet banget dan disiplin sekali.
Sampai akhirnya dia dapat tawaran lamaran kerja, dan sangat berharap akan diterima, jika diterima dia akan keluar dari rumahnya, supaya terjauh dari ayahnya..
Pada saat dia masuk ke kantor tempat melamar, di resepsionis tidak ada orang, hanya ada tulisan wawancara di lantai 1. Begitu masuk dia liat ada selang yg lagi dipake nyiram, tapi gak ada orang, sampai airnya luber ke-mana2, dia matiin kerannya, dia naik keatas..
Diatas lampu masih nyala , padahal sudah cukup terang, mungkin bekas tadi malam, belum dimatikan.. Dia dekati stop kontaknya, matiiΓ±..Karena teringat perintah2 bapaknya..
Dia masuk ke ruang tunggu, barisan depan penuh, barisan belakang kosong tapi dibagian belakang, fan menyala semua... dia matiin juga fan yg tidak diperlukan, ingat pesan bapaknya..."matikan fan/Ac klo tidak ada orang sama sekali di ruangan.."
Diliat ada keset tulisan welcome tapi ngadepnya gak karuan, melintang... dia perbaiki posisi keset tersebut.... Orang yg menunggu giliran wawancara tidak tahu, apakah sudah ada yang diterima atau belum? Karena orang yg habis diwawancara keluar melalui pintu yang berbeda..
Begitu masuk ke ruang wawancara, pewawancara langsung bertanya "Anda bisa mulai kerja kapan?"
Pemuda yg mau diwawancara ini marah dan protes..."Perusahaan apa ini? Belum wawancara, belum tahu spesialisasi/keahlian saya apa, kok sudah diterima.. Saya lihat banyak kejanggalan di kantor ini.. Air dibiarkan mengalir, lampu dan fan dibiarkan menyala, di resepsionis tidak ada orang, hanya pengumuman, keset posisi kebalik?"...
Pewawancaranya jawab: "justru karena anda satu2nya orang yg peduli pada masalah tersebut, kami melihat/memantau perilaku anda melalui CCTV.. makanya anda kami terima.. Kami tidak butuh menilai keahlian anda, yang kami butuhkan adalah kebiasan dan perilaku anda..."
Pemuda langsung teringat ayahnya, karena ternyata kedisiplinan beliaulah akhirnya dia diterima di suatu perusahaan, jadi orang yang tanggungjawablah yang selama ini ditekankan oleh ayahnya....
Orang bisa diterima disuatu perusahaan atau dinilai bukan hanya karena keahlian dia, tapi juga karena sikap, kebiasaan dan perilakunya.
Jadi klo ayah atau orangtua mendidik/mengajar sesuatu pasti ada tujuan, agar anaknya memiliki masa depan yg lebih baik..
Batu akan tetap menjadi batu jika tidak diolah menjadi patung yg indah dan berharga...
Ayah/orangtua adalah guru terbaik untuk anak2nya...
Mudah2an bermanfaat..