*Kisah Sukses Sang Milyader berkat Gadis Anak Angkatnya*
_September, 2017_
*Seada,* seorang bocah perempuan kurus sedang berjongkok, tampak menggigil di sudut koridor rumah sakit yang sunyi sambil mendekap sebuah tas. *Seada* sedang menemani ibunya yang sakit keras. Mereka
telah menjual semua barang yang bisa dijual. Uang yang terkumpul juga hanya cukup untuk biaya pengobatan semalam, maka besok ibunya akan dikeluarkan dari rumah sakit.
Malam itu, Seada yang tak berdaya mondar-mandir sendirian di koridor rumah sakit. Dia menatap ke atas, berdoa dan memohon kepadaNya, bertemu dengan seseorang yang baik hati untuk menyelamatkan ibunya. Saat itu, tas yang terselip di bawah ketiak seorang wanita yang turun terburu-buru dari loteng jatuh tanpa disadarinya ketika melewati koridor rumah sakit. Mungkin ia tidak sadar tasnya jatuh.
*Seada* berjalan mengambil tas itu, kemudian bergegas berlari ke pintu. Namun wanita itu telah naik ke sebuah mobil dan berlalu dari hadapannya. *Seada* kembali ke kamar pasien tempat ibunya dirawat. *Seada* membuka tas itu, ibu dan anak ini pun tercengang melihat tumpukan uang tunai di dalamnya. Detik itu juga, terlintas dalam benak mereka kalau uang itu mungkin bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit ibunya.
Namun, ibu *Seada* menyuruh putrinya mengembalikan tas itu ke koridor, menunggu pemiliknya datang mengambilnya. Pemilik yang kehilangan uang itu pasti sangat cemas.
_"Seyogianya yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah membantu orang lain, kita juga seyogianya ikut cemas dengan apa yang dicemaskan orang lain, dan hal yang paling tidak patut kita lakukan adalah serakah dengan harta yang tak jelas asal usulnya,"_ kata ibu Seada.
Wanita itu adalah istri Anderson, pengusaha di Washington tak sengaja kehilangan tasnya di dalam rumah sakit di malam musim dingin. Anderson sangat gelisah, lalu berusaha mencarinya pada malam itu juga. Karena di dalam tasnya tidak hanya berisi 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp. 1.3 miliar, tapi juga ada informasi pasar yang sangat rahasia.
Anderson pun mendapatkan kembali tasnya. Dia terharu dengan perilaku *Seada*, bocah itu. Anderson pun membantu perawatan ibu bocah itu dengan berusaha semaksimal mungkin, namun ibu *Seada* tak terselamatkan. *Seada* menjadi anak sebatang kara di dunia. Hingga Anderson kemudian mengadopsi Seada, merawat dan menyekolahkannya.
Setelah mendapatkan tasnya, Anderson bukan saja mendapatkan kembali 100.000 dollar AS miliknya, tapi yang terpenting adalah informasi pasar yang hilang itu akhirnya didapatkan kembali. Itu membuat bisnis pengusaha itu seketika melonjak dan menjadi milyuner.
Tiga puluh tahun telah berlalu, *Seada* telah menamatkan kuliahnya dan membantu bisnis sang milyuner. Meski Anderson belum memberikan tugas sebenarnya, namun kecerdasan dan pengalaman Anderson telah mempengaruhi *Seada* secara tidak langsung, menjadikan *Seada* sebagai sosok orang yang matang. Hingga saat memasuki usia senjanya, Anderson selalu meminta pendapat *Seada* mengenai pandangannya.
Detik-detik menjelang masa kritisnya, Anderson meninggalkan sebuah surat wasiat yang mengejutkan yang berbunyi:
_"Saya sudah kaya sebelum mengenal *Seada*. Namun, ketika saya berdiri di depan ibu yang sedang sakit dan anak yang miskin namun tidak tergoda dengan setumpuk uang yang dipungutnya itu, apalagi saat itu mereka sedang membutuhkan uang, saya merasa mereka bahkan jauh lebih kaya dari saya, karena mereka memegang teguh prinsip hidup yang mulia. Itu adalah prinsip yang sangat minim dimiliki pengusaha. Harta yang saya dapatkan semuanya ini hampir berasal dari berbagai trik dan intrik. Adalah mereka yang membuat saya sadar bahwa modal hidup terbesar dalam hidup seseorang adalah perilaku. Saya mengadopsi *Seada* bukan untuk balas budi, juga bukan karena simpati. Tapi saya mengundang seorang teladan. Dengan adanya *Seada* di sisi saya, saya bisa mengingat hal mana yang pantas atau tidak dilakukan dalam bisnis. Inilah alasan pokok saya belakangan yang membuat usaha saya terus berkembang semakin makmur, dan saya menjadi milyuner. Setelah kematian saya, seluruh harta dan aset saya wariskan pada *Seada* sebagai penerusnya. Ini bukan hadiah, tapi demi agar usaha saya bisa lebih gemilang, saya yakin putra saya yang pintar bisa mengerti dengan pertimbangan matang saya selaku ayahnya."_
Ketika putra Anderson pulang dari luar negeri, dia membaca dengan seksama surat wasiat ayahnya. Dia segera tanpa ragu sedikit pun menandatangani persetujuan tentang surat warisan terkait harta tersebut.
_"Saya setuju *Seada* mewarisi seluruh aset ayah saya. Saya hanya meminta *Seada* menjadi isteri saya,"_ katanya dengan tersenyum sambil memandang *Seada* dengan penuh kasih.
Melihat putra Anderson menandatangani surat persetujuan warisan tersebut, *Seada* tersenyum sejenak, lalu membubuhkan tandatangan sambil melirik dengan kasih ke putra Anderson.
_"Saya terima seluruh harta maupun aset dari Anderson, termasuk putranya."_
😀
Ada beberapa hal, yang bisa kita pahami seumur hidup.
Ada beberapa hal, yang perlu seumur hidup kita untuk memahaminya.
Selalu dan teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu, pasti akan semakin dekat dengan kebahagiaan.
Selama niat kita baik selalu melakukan hal-hal yang baik, bekerja dengan tekun dan tidak berulah, pasti akan ada balasan yang positif, percayalah.....
_(Kisah inspiratif ini dari beberapa sumber)_
#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar