Minggu, 14 Februari 2021

2102152. TANDA PERANG ANAK KEPADA AYAHNYA.

*TANDA PERANG ANAK KEPADA AYAHNYA.*

Suatu peristiwa seru  yang sedang hangat yaitu pertengkaran hebat sang Ayah dengan anak kandungnya beredar pula di medsos.
Kini sang anak dikabarkan berada di tahanan. Ini berarti, kedua kalinya masuk tahanan akibat pertengkaran dengan papanya sendiri.

Infonya itu hanya bagian kecil saja dari serangkaian pertengkaran panjang antara papa dan anak itu.  Sang Anak pun dikejar dan ditangkap polisi. Ia lalu masuk tahanan.

Kenangan pertengkaran dua tahun lalu itu begitu hebatnya sampai sang Anak masuk tahanan. Lalu jadi terdakwa di pengadilan. Kesalahan yang dituduhkan jaksa kepadanya adalah: merusak mobil orang lain dengan senjam dan senpi. Pemilik mobil yang dirusak itu sebenarnya tidak mempersoalkan dan tidak minta ganti rugi juga minta diperbaiki pun tidak.

Papanya tidak bereaksi apa-apa. Padahal sang Anak ingin bisa dipanggil menghadap sang papa. Dengan demikian sang ayah yang sedang di luar negeri akan memperhatikannya.

Tapi hari ke-5 di tahanan, papanya datang menjenguk. Sang Anak mengira hari itu ia akan dikeluarkan dari tahanan. Sang Anak merasa papanya orang kuat. Pengaruhnya besar.

Jawaban sang ayah di luar perkiraan Sang Anak. _"Ya, kamu jalani saja dulu,"_ ujar sang ayah. Sang Anak kecewa karena ayahnya membiarkan anaknya tetap ditahan.

Beberapa hari kemudian ada pengacara yang ditunjuk oleh ayahnya menemuinya di kantor polisi. Pengacara itu minta agar dia mau dirawat di RS Jiwa. Dengan demikian tidak perlu diadili. Saya menolak. _"Saya pilih dibawa ke pengadilan dan menjalani hukuman. Kalau saya sampai mau dimasukkan ke RS Jiwa karakter saya akan rusak sampai pun ke masa depan saya. Kelak orang bisa mengatakan saya pernah dirawat di RS Jiwa. Saya tidak mau itu,"_

_"Saya ini ingin mandiri. Ingin keluar dari perusahaan Papa. Saya sudah berkeluarga dan mempunyai satu anak. Saya ingin jadi pengusaha sendiri. Saya kan ingin bisa beli mobil sendiri, beli rumah sendiri dan punya uang sendiri."_

_*"Anda di perusahaan Papa, diberi jabatan apa?"*_

"Direktur Utama."

_*"Kan sudah bagus. Berarti Papa Anda itu orang baik"*_

_"Memang saya direktur utama, tapi tidak punya wewenang apa pun di bidang keuangan. Semua pengeluaran harus ada tanda tangan Papa,"_ jawabnya.

_*Menurut Anda, papa itu sebenarnya sayang Anda atau tidak?"*_

_"Menurut perasaan saya, papa itu sayang saya. Mungkin semua kejadian tadi adalah cara papa mendidik saya."_

Sampai bulan lalu, sang Anak punya pikiran baru. Ia mengatakan harus bisa mengambil alih toko ayahnya. Niat itu ia laksanakan awal bulan Februari lalu. Sejak itu ia membuka toko tersebut. Diisinya dengan barang dagangannya sendiri. Ia pun merasa aman. Ia merasa papanya sudah tidak mempersoalkan lagi.

Tapi kalimat itu yang dia ucapkan rabu lalu. Ia tidak menyangka bahwa keesokan harinya, Kamis kemarin, polisi menggerebek toko nya yang sudah seminggu ia kuasai itu. Papanya juga datang ke toko itu. Terjadilah perang mulut antara anak dan bapak. Yang terekam di video. Lalu beredar luas di medsos.

#

Bahan renungan, sebagai ayah, saya mengelus dada. Kok ada anak seperti itu. Untung anak saya tidak mengambil alih usaha saya yang kecil. Bahkan saya minta untuk mengurusnya pun mereka tidak mau. Mereka pilih mengurus usaha yang mereka rintis sendiri.  Saya berpikir ini adalah tanda, hendaklah mulai memberikan beberapa kepercayaan kepada anak yang sudah besar. Jangan sampai anak yang sudah besar masih dianggap anak kecil.

#


Tidak ada komentar:

Posting Komentar