Kekayaan materi di dunia ini sangatlah terbatas. Namun keinginan manusia untuk memiliki kekayaan materi tidak terbatas. Walaupun semua orang awam mengetahui kebenaran dari kata " kata:
"Orang yang selalu merasa puas akan selalu bahagia", akan tetapi orang bijak yang berhati hambar bagai air masih sangat sedikit.
Seseorang jika ingin hidup bahagia dengan wajar dan bebas, menghambarkan keinginan dirinya sendiri adalah merupakan suatu kebijaksanaan yang mutlak dimiliki.
Menurut dongeng, dahulu kala ada seorang dewa yang turun untuk berjalan " jalan ke dunia fana ini. Kebetulan ia bertemu dengan seorang manusia yang juga sedang berjalan kaki, lalu ia berjalan bersama dengan manusia ini.
Setelah berjalan beberapa saat lamanya, di tengah perjalanan di manusia ini mendadak merasa haus. Dia tidak tahu bahwa teman seperjalanannya ini adalah seorang dewa, hanya terlihat di pinggangnya tergantung sebuah labu (jaman dulu labu dikosongkan isinya lalu dikeringkan dan dijadikan sebagai tempat mengisi air).
Lalu dia bertanya, "Di dalam labu Anda ini apakah berisi air?" Dewa itu melepaskan labu itu dari pinggangnya sambil menjawab, "Tentu, labu ini terisi penuh dengan air, minumlah jika Anda mau. Silahkan minum!"
Manusia biasa tersebut setelah minum air dari dalam labu, tidak hanya sudah merasa tidak haus lagi, tapi juga merasakan dirinya penuh dengan vitalitas. Keletihan dalam perjalanan serasa hilang semuanya.
Sesaat kemudian, manusia biasa tersebut mendadak mendapatkan ide yang fantastis, dia melihat labu itu dan berkata, "Jika dalam labu Anda ini berisi arak, alangkah baiknya!"
Dewa itu pun tertawa dan berkata kepadanya sambil menggo-yang-goyangkan labu itu, "Di da-lam labu ini adalah arak! Jika An-da ingin minum, minumlah!" Ma-nusia biasa itu dengan setengah percaya menerima labu itu, dan se-telah diminumnya, dia mendapati bahwa air yang tadi ada di dalam labu itu telah berubah menjadi arak yang wangi dan murni.
Manusia biasa itu sangat takjub, di dalam hati dia berpikir, saya pasti telah bertemu dengan dewa. Jika tidak, mana mungkin bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan? Manusia biasa itu mera-sa bahwa kesempatan ini tidak bo-leh disia-siakan begitu saja, seharusnya permintaan dirinya itu di-tingkatkan lebih tinggi dan lebih banyak lagi.
Dia lalu berkata lagi kepada sang dewa, "Alangkah baiknya jika di dalam labu Anda ini jika diisi pil dewa yang bisa membuat manusia panjang umur!"
Setelah mendengar perkataan manusia biasa itu, sang dewa tertawa sambil membuka tutup labu itu. Manusia biasa mengira sang dewa akan mengeluarkan pil dewa dan memasukkannya ke dalam mulutnya, maka dia menanti de-ngan membuka mulutnya lebar " lebar. Tidak disangka, sang dewa tidak mengeluarkan apa pun, ia ha-nya menggoyang-goyangkan labu-nya itu lalu hilang tanpa bekas.
Seorang sastrawan Rusia yang bernama Kreiloff pernah berkata di dalam cerita perumpamaannya, "Orang yang tamak selalu ingin mendapatkan semuanya, tapi a-khirnya akan kehilangan kesemua-nya."
Orang yang serakah tak kenal puas dan tidak mengetahui cara untuk mengendalikan keinginan-nya, selalu mengejar dengan mem-babi buta, akhirnya pasti akan memperhatikan yang satu tetapi melalaikan yang lainnya.
Orang bijak yang berhati hambar bagai air pasti mengerti prinsip "Tanpa memohon, dengan sendiri-nya akan mendapatkan", akan dengan mudah dan santainya dapat mewujudkan lebih banyak lagi dari yang diharapkan.
[Liana Ng / Jakarta]
"Orang yang selalu merasa puas akan selalu bahagia", akan tetapi orang bijak yang berhati hambar bagai air masih sangat sedikit.
Seseorang jika ingin hidup bahagia dengan wajar dan bebas, menghambarkan keinginan dirinya sendiri adalah merupakan suatu kebijaksanaan yang mutlak dimiliki.
Menurut dongeng, dahulu kala ada seorang dewa yang turun untuk berjalan " jalan ke dunia fana ini. Kebetulan ia bertemu dengan seorang manusia yang juga sedang berjalan kaki, lalu ia berjalan bersama dengan manusia ini.
Setelah berjalan beberapa saat lamanya, di tengah perjalanan di manusia ini mendadak merasa haus. Dia tidak tahu bahwa teman seperjalanannya ini adalah seorang dewa, hanya terlihat di pinggangnya tergantung sebuah labu (jaman dulu labu dikosongkan isinya lalu dikeringkan dan dijadikan sebagai tempat mengisi air).
Lalu dia bertanya, "Di dalam labu Anda ini apakah berisi air?" Dewa itu melepaskan labu itu dari pinggangnya sambil menjawab, "Tentu, labu ini terisi penuh dengan air, minumlah jika Anda mau. Silahkan minum!"
Manusia biasa tersebut setelah minum air dari dalam labu, tidak hanya sudah merasa tidak haus lagi, tapi juga merasakan dirinya penuh dengan vitalitas. Keletihan dalam perjalanan serasa hilang semuanya.
Sesaat kemudian, manusia biasa tersebut mendadak mendapatkan ide yang fantastis, dia melihat labu itu dan berkata, "Jika dalam labu Anda ini berisi arak, alangkah baiknya!"
Dewa itu pun tertawa dan berkata kepadanya sambil menggo-yang-goyangkan labu itu, "Di da-lam labu ini adalah arak! Jika An-da ingin minum, minumlah!" Ma-nusia biasa itu dengan setengah percaya menerima labu itu, dan se-telah diminumnya, dia mendapati bahwa air yang tadi ada di dalam labu itu telah berubah menjadi arak yang wangi dan murni.
Manusia biasa itu sangat takjub, di dalam hati dia berpikir, saya pasti telah bertemu dengan dewa. Jika tidak, mana mungkin bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan? Manusia biasa itu mera-sa bahwa kesempatan ini tidak bo-leh disia-siakan begitu saja, seharusnya permintaan dirinya itu di-tingkatkan lebih tinggi dan lebih banyak lagi.
Dia lalu berkata lagi kepada sang dewa, "Alangkah baiknya jika di dalam labu Anda ini jika diisi pil dewa yang bisa membuat manusia panjang umur!"
Setelah mendengar perkataan manusia biasa itu, sang dewa tertawa sambil membuka tutup labu itu. Manusia biasa mengira sang dewa akan mengeluarkan pil dewa dan memasukkannya ke dalam mulutnya, maka dia menanti de-ngan membuka mulutnya lebar " lebar. Tidak disangka, sang dewa tidak mengeluarkan apa pun, ia ha-nya menggoyang-goyangkan labu-nya itu lalu hilang tanpa bekas.
Seorang sastrawan Rusia yang bernama Kreiloff pernah berkata di dalam cerita perumpamaannya, "Orang yang tamak selalu ingin mendapatkan semuanya, tapi a-khirnya akan kehilangan kesemua-nya."
Orang yang serakah tak kenal puas dan tidak mengetahui cara untuk mengendalikan keinginan-nya, selalu mengejar dengan mem-babi buta, akhirnya pasti akan memperhatikan yang satu tetapi melalaikan yang lainnya.
Orang bijak yang berhati hambar bagai air pasti mengerti prinsip "Tanpa memohon, dengan sendiri-nya akan mendapatkan", akan dengan mudah dan santainya dapat mewujudkan lebih banyak lagi dari yang diharapkan.
[Liana Ng / Jakarta]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar